Chiller Systems dan Variable Refrigerant Flow (VRF) Systems adalah dua sistem AC Central yang popular saat ini untuk pendinginan udara suatu gedung high rise. Untuk menentukan sistem yang terbaik, kita perlu meninjau beberapa faktor seperti karakteristik kebutuhan pendinginan/operasional bangungan, sistem instalasi, pemeliharaan, efisiensi sistem, kesediaan ruangan, life cycle cost, kesediaan air dll. Perbedaan kedua sistem (sistem Chiller vs sistem VRF) akan dijelaskan dalam artikel ini.
Apakah itu Sistem VRF?
Sistem VRF menggunakan refrigerant sebagai media utama dalam pendinginan. Pipa refrigerant dihubungkan ke satu atau lebih Outdoor Unit (OD unit) ke beberapa Indoor Unit (ID unit) pada sistem VRF. Kompresor dengan inverternya pada OD unit mengontrol aliran refrigerant sesuai dengan kebutuhan pendinginan pada setiap zone pada bangunan. Fitur zoning pada sistem VRF memungkinkan pendinginan bagian-bagian gedung dikontrol secara terpisah. Hal ini merupakan ciri khas utama dari sistem VRF. Sistem VRF merupakan sistem yang sesuai untuk suatu gedung/bangunan yang memerlukan manajemen suhu secara presisi pada bagian-bagian bangunan/individual control.
Apakah itu Sistem Chiller?
Sebaliknya pada Sistem Chiller menggunakan air sebagai media pendinginan. Untuk mengontrol suhu ruangan gedung, sistem ini mengalirkan air dingin (chilled water) ke Fan Coil Unit (FCU) atau Air Handling Unit (AHU) sebagai Indoor Unit (ID). AHU dan FCU yang mengatur sistem zoning/pengaturan suhu. Ada 2 jenis chiller yaitu Watercooled dan Aircooled Chiller. Watercooled Chiller menggunakan Cooling Tower untuk membuang panas, jenis Watercooled Chiller jauh lebih efisien dibanding Aircooled Chiller yang membuang panas langsung ke udara bebas. Gedung berskala besar atau industrial yang membutuhkan pendinginan berkapasitas besar pada umumnya memakai Sistem Chiller yang lebih durable dibanding sistem VRF.
Faktor Pertimbangan :
- Desain & Instalasi
Sistem VRF mempunyai initial cost lebih tinggi jika diimplementasikan ke gedung high rise building yang mempunyai tempat Outdoor Unit yang terpusat ( satu atau dua lokasi saja). Perlu ketelitian/QC yang lebih tinggi pada instalasi pipa refrigerant pada sistem VRF mengingat pipa ini bagian dari refrigerant cycle. Sistem Watercooled Chiller membutuhkan tempat lebih besar untuk penempatan Chiller, Cooling, pompa dan AHU/FCU, ducting dibanding Sistem VRF yang hanya terdiri dari Outdoor unit dan Indoor unit (AHU/FCU) serta jalur pipa tembaga refrigerant (yang cukup panjang umumnya).
- Operational Cost
Sistem VRF lebih efektif untuk gedung dengan beban pendinginannya tidak bersamaan/operational time berbeda. Tetapi untuk kebutuhan pendinginan skala besar dan relative stabil maka SIstem Watercooled Chiller akan lebih efisien dibanding dengan Sistem VRF.
- Maintenance/Repair
Pemeliharaan Sistem Chiller lebih terpusat dan tidak tersebar karena unit chiller dengan kapasitas jauh lebih besar tentu saja jumlah unit jauh lebih sedikit. Sedangkan Sistem VRF yang mempunyai kandungan electronic control lebih banyak serta jumlah unit yang lebih banyak. Hal ini menyebabkan Sistem VRF lebih sensitive dan frekuensi problem lebih sering dibanding Sistem Chiller.
- Performance
Secara umum performa Sistem Chiller lebih baik diimplementasikan untuk pendinginan suatu area yang besar/luas dan yang memiliki suplai air yang cukup. Sedangkan Sistem VRF lebih cocok diimplementasikan untuk gedung tetapi kebutuhan pendinginan diwaktu yang berbeda (tidak bersamaan). Untuk kebutuhan indoor air quality yang lebih tinggi Sistem Chiller lebih fleksible untuk memenuhi permintaan tersebut. Selain itu sistem Chiller dapat dipergunakan untuk pendinginan untuk proses produksi atau lainnya.
Konklusi:
Kita perlu mempelajari beberapa faktor secara cermat sebelum menentukan sistem pendinginan/AC Central. Sistem VRF lebih efektif untuk sistem AC Central dengan skala pendinginan lebih kecil (< 300TR) dan berfluktuasi kebutuhan pendinginannya. Sistem VRF mempunyai sistem zoning lebih baik, lebih efektif diterapkan untuk pendinginan apartemen/residential, hotel resort, rumah sakit. Sistem Chiller lebih efektif untuk skala pendiginan yang besar dan lebih efektif untuk kebutuhan pendinginan relative stabil (50-100%) seperti high rise building perkantoran, mall, convention hall, airport, data centre. Sampai saat ini Sistem Watercooled Chiller merupakan sistem AC Central energy efficiency tertinggi (COP 6 Watercooled Chiller VS COP VRF Aircooled 4-4,5). Untuk menerapkan Sistem Watercooled Chiller memerlukan kecukupan suplai air untuk sistem Cooling Tower. Sistem Chiller lebih reliable terhadap tuntutan heavy duty cooling dan lebih fleksibel dalam memenuhi kebutuhan indoor air quality. Sistem Chiller juga dapat diterapkankan ke berbagai sistem pendinginan fasilitas industri seperti pendinginan proses/liquid. Meskipun demikian Sistem Chiller membutuhkan desain yang lebih kompleks dibanding Sistem VRF. Memutuskan sistem apa yang optimal untuk bangunan anda bukanlah hal yang mudah dan hal ini membutuhkan kecermatan tersendiri, anda membutuhkan konsultan yang ahli di ke-2 sistem tersebut sehingga masukkan yang diberikan bersifat obyektif. Dan tidak jarang keputusan untuk mengoptimalkan pendinginan suatu high rise building adalah sistem hybrid (kombinasi sistem Chiller dan sistem DX maupun VRF). Hal ini karena karakteristik bagian2 bangunan beragam.